13 September 2009

Berzikir Habis Habisan

Judul tulisan di atas kurang lebih sama mengingat Allah hingga ke tulang sumsum. Atau bisa juga memakai kata tuntas…tas…tas…tas (bukan tempat sesuatu yang disebut tas. Maksudnya pesan yang ditangkap sampai tetes terakhir). Mengapa kita perlu berzikir sehebat itu? Karena bila diukur dengan sesuatu yang dibutuhkan, tentu belum sebanding dengan cara Allah memperhatikan kita. Lho, kok bisa? Ketahuilah kerja kehidupan ini bukan tidak memakai energi, justru sedetik lengah, maka BENCANA!

Lihat burung yang mengangkasa! Tidakkah ia membutuhkan udara. Udara yang nyaman tentunya. Belum lagi bila diperlihatkan betapa burung sangat membutuhkan obyek makanan yang dihajatkan. Ia akan pergi sesuai insting yang dikuatkan oleh Allah. Sungguh tidak ada makhluk Allah yang mati kelaparan. Kalau toh ada kelaparan, bukan karena Allah tidak mampu menyediakan bahan makanan, namun dipastikan ada penyimpangan manusia yang memotong rantai kehidupan burung tersebut.

Di pagi buta, ketika kehidupan diurai dari selimut malam, burung burung mengepakan sayapnya sebagai tasbih. Ketika pergi mencari tebaran manfaat Allah, burung pasrah total. Ketika pulang, dia akan membesarkan anaknya. Subhanllah! Perhatikan bagaimana burung membuat sarang agar terhindar panas dan dingin. Padahal mereka tidak berpikir, namun Allah mencukupkan kemampuan beradaptasinya Burung hidup dalam rangka memberikan manfaat bagi kehidupan ini, hingga kicaunya menakjubkan manusia, hingga cantiknya menawan hati pemuja, sampai melupakan hakikat burung lalu memenjarakan mereka demi kesenangan.

Zikir yang paling afdhal adalah zikir tauhid; tidak ada tuhan kecuali Allah. Zikir ini sebenarnya dahsyat! Karena meniadakan yang lain memutlakkan Allah. Bunyinya pun menghentak hentak, bergemuruh dan menghujam ke dada. Hati terasa teriris iris sebelum damai yang berubah nikmat. Zikir untuk hati, selanjutnya dialirkan ke tubuh sampai tulang sumsum. Tulang belulang bergerak karena hati. Hati yang dipenuh mengingat Allah, maka dengan sendirinya mengikat anggota tubuh berirama dengan tasbih tasbih yang menggema di jagat raya.

Tempaan zikir seperti ini membuat seseorang merasa tidak memiliki apa apa. Hidupnya seratus persen berhajat kepada Allah. Karenanya dia tidak pernah berhenti berzikir. Keyakinannya bila berhenti zikir walau sesaat, maka dia akan menuhankan sesuatu yang bukan tuhan. Maka apa yang terjadi, dia akan melakukan apa saja asal bernilai baik di sisi Pemilik Hidup. Seperti Rasul Muhamamd yang sudah membuktikan kedahsyatan zikir dalam segala ruang hidup dan tarik nafasnya. Bagaimana dengan kita?@ Ahmad Surkati AR/Tanjung/31/08/2009/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan nafas dakwah