11 September 2011

Arah

Kiblatku telah kau luruskan seperti shiratal mustaqim yang selalu kupanjatkan dalam diri seringkih bungkuk kemudian ambruk dalam sejud menjadi tanah. Aku yang selalu menujumu selalu saja berhenti di persimpangan kecuali garis membujur bersegi empat ditoreh menjebakku dalam tanah kaku menghimpit. Tanjung, 10/09/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan nafas dakwah